UJI BEDA RATA-RATA
WA ODE NUSTIARNI
17-630-020
STATISTIK
A. Dasar Konsep dan Analisa Uji Beda Rata-rata
Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang
tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Dapat disimpulkan
bahwa uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup yang
tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk melakukan uji beda rata-rata dua
sampel independen dapat terjadi pada beberapa kondisi. Kondisi pertama adalah
dimana nilai varians populasi diketahui sedangkan kondisi kedua dimana nilai
varians tidak diketahui.
Berikut
merupakan statistik uji yang digunakan dengan kondisi varians populasi
diketahui:

Rumus
di atas dapat digunakan ketika menuhi asumsi dimana populasi harus
berdistribusi normal, observasi sampel dilakukan secara independen, σ1 dan σ2 diketahui.
Kondisi kedua adalah uji beda rata-rata dimana nilai varians populasi tidak
diketahui. Statistik uji yang cocok digunakan adalah nilai t statistik dengan
formula sebagai berikut:

Berbagai jenis pengolahan sebagai berikut :
1. Berdasarkan jenis datanya, Uji t sampel dibagi menjadi 2
bagian :
a. Uji t parametric
b. Uji t non parametrik
2. Bedasarkan jumlah variabelnya uji t dibagi menjadi 3 bagian
:
a. Uji t satu sampel
b. Uji t
dua sampel berpasangan (Paired sample t test)
c. Uji t dua sampel saling lepas (Independen
sample t test)
3. Dan masing–masing test diatas dapat dibagi menjadi :
a. Dua sisi (two tailed test)
b. Satu sisi atas (one tailed test for
upper tailed)
c. Satu
sisi bawah (one tailed test for lower tailed)
d. Bentuk uji hipotesis 2 sisi (two tailed test)
H0 : μ = μ0
H1 : μ ≠ μ0
Contoh Kasus uji t
sampel/kelompok berpasangan:
1. Apakah
terdapat perbedaan berat badan (kg) antara sebelum puasa
dan sesudah puasa selama satu bulan?
2. Apakah
terdapat perubahan skor pengetahuan tentang gizi
antara sebelumdan sesudah penyuluhan gizi?
3. Apakah
terdapat perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg%) yg diperiksa
oleh dua alat yang berbeda?
Pada contoh no 1 dan 2 diatas
terlihat bahwa yang diuji satu individu tapi dengan dua perlakuan yang berbeda
yaitu sebelum dan sesudah. pada contoh no3 juga hampir sama
yaitu menguji perbandingan kadar kolesterol dengan dua alat yang berbeda.
Hipotesis dalam uji t dua sampel/kelompok:
1. Uji dua arah. pada hipotesis
awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata1 dan
rata-rata2.sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat
perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2. Uji satu arah dimana pada hipotesis
awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan
rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1
lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
H0 : µ1 ≥ µ2
H1 : µ1 < µ2
3 .
Uji satu arah ini kebalikan pada
hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki
rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan
rata-rata kelompok 2.
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 >µ2
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t table
|t hitung| > t table
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel
Statistik hitung (t hitung):
Dimana:

Keterangan :
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
S d = Standar Deviasi dari d.
Langkah-langkah pengujian signifikansi
(hipotesis) dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
1. Tetapkan
H0 dan H1
2. Tetapkan
titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %) yang
terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan
daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan
t hitung dengan menggunakan rumus.
5. Lakukan
uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.
B. Pengenalan
dan Pengoperasian Metode Bisection Lanjutan
Metode Bisection
(Metode Numerik)
(Metode Numerik)
Metodelogi Bisection adalah membagi range menjadi 2 bagian, dari
dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar dan membuang bagian
yang tidak mengandung akar. Hal ini dilakukan berulang-ulanghingga diperoleh akar persamaan.
Contoh soal
Carilah
lokasi akar pada fungsi f(x) = x^2 – 4x – 5 atau dengan kata lain nilai x yang
jika disubtiusi/ dimasukan ke f(x) maka f(x) = 0
1. Carilah
mengggunakan metode analitik pemfaktoran dan rumus ABC
2. Carilah
menggunakan metode numerikmetode bagi 2 sampai 2 Iterasi pada selang [2:9]
JAWABAN
A. Pemfaktoran
dan rumus ABC
x^2-4x-5
(x+1)(x-5)
= 0
X=
-1 atau X= 5
Jadi
himpunan penyelesaian dengan pemfaktoran {x1,x2} = {-1,5}


Komentar
Posting Komentar